Jurnal Suficademic | Artikel No.3 | Maret 2025
SULUK, METODE AKADEMIK KENABIAN UNTUK PENGUATAN PENGETAHUAN BAWAH SADAR
Oleh Said Muniruddin
Bismillahirrahmanirrahim.
Jarang orang ketahui, usia paling krusial bagi seseorang adalah 0-7 tahun. Pada fase ini, otaknya belum begitu berkembang. Logikanya belum jalan. Akalnya conscious-nya belum tumbuh. Pada usia ini, mata anak-anak masih suka terpejam. Kerjanya tidur. Hidupnya sangat bahagia.
Tapi, pada fase inilah alam bawah sadarnya tumbuh pesat. Alam bawah sadar adalah dimensi jiwa yang dekat sekali dengan Tuhan. Alam bawah sadar inilah yang disebut “hati” atau qalbu. Manusia berkomunikasi dengan Tuhan melalui perangkat programming yang sangat intuitif ini. Tuhan hanya bisa dijangkau melalui dimensi subconscious, bukan dengan akal conscious. Karenanya, anak-anak disebut lahir dan hidup dalam keadaan “fitrah”.
Apa yang disebut dengan suluk atau khalwat sebenarnya hanyalah sebuah metode akademik yang diperkenalkan para nabi untuk mengaktivasi kembali dunia fitrah bawah sadar manusia. Bahwa cerdas itu sebenarnya bukan cuma otak, tapi juga hati. Keduanya diasah dengan cara berbeda. Otak diasah dengan banyak berargumentasi di ruang terbuka. Sedangkan hati ditata secara khusus melalui mekanisme inkubasi (retreat) di ruang-ruang sunyi.
Sebenarnya, hanya 5 persen kecerdasan yang diperoleh melalui penggunaan akal pikiran. Selebihnya, 95 persen lagi tersembunyi dan hanya bisa diketahui melalui proses tapping ke alam bawah sadar. Karena itulah, para nabi, walau tidak disebut sebagai intelektual, bahkan disebut “ummi”; kecerdasannya tinggi sekali. Karena dimensi ruhani (subconscious) mereka cerdas sekali.
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****
FOTO:
Beberapa akademisi FEB USK sedang melakukan riset metode suluk dan pengaruhnya terhadap pengetahuan alam bawah sadar (Ahad, 23/3/2025)
Alhamdulillah, materi sangat pas dengan pilihan saya bertharikat sejak mahasiswa.. Thanks 🙏