SPIRITUAL MENTOR, MAULID NABI DAN ENERGI PENCERAHAN

Bagikan:

Jurnal Suficademic | Artikel No.48 | September 2024

SPIRITUAL MENTOR, MAULID NABI DAN ENERGI PENCERAHAN
Oleh Said Muniruddin

Bismillahirrahmanirrahim.

Dalam semua bidang, kita butuh mentor. Idealnya begitu. Apakah urusan bisnis, keuangan, politik, olah raga, keluarga dan sebagainya. Mentor adalah supervisor, orang yang ahli di bidangnya. Dari seorang mentor inilah kita memperoleh bantuan, nasehat, arahan atau petunjuk tentang sesuatu.

Dalam semua cabang ilmu dan keahlian, posisi coach atau mentor sangat sentral. Termasuk dalam dunia spiritual. Karena itu, dalam tradisi mistisisme Islam, mentor juga disebut sebagai “wali” atau “mursyid”. Wali artinya “penolong”, tempat kita minta bantuan atau pertolongan. Sedangkan mursyid berasal dari kata irsyad, artinya “petunjuk”. Mursyid adalah seorang pemberi petunjuk. Nabi juga seorang wali atau mursyid.

Pemberi petunjuk yang sesungguhnya adalah Tuhan. Bukan manusia. Tapi kita tidak tau dimana Tuhan. Juga tidak tau cara mengakses Tuhan. Pun kalau Tuhan berbicara, kita tidak mampu mendengar, juga tidak tau cara menjawabnya. Makanya butuh mentor, orang yang telah menguasai ilmu-ilmu dari Tuhan, untuk dijadikan sebagai “life coach”.

Mentor Hidup

Mentor itu mesti orang yang hidup, atau guru yang masih hidup. Bukan orang yang sudah tiada. Kita bisa belajar dengan siapa dan apa saja. Bisa dari buku, video, pengalaman dan kisah orang-orang terdahulu. Tapi mentor, orang yang membuka berbagai lapisan kesadaran kita, mestilah orang yang hidup. Interaksi langsung dengan sang mentor biasanya dapat mengelevasi berbagai pencapaian spiritual.

Terutama dalam dunia spiritual, mentor itu orang yang punya kelebihan. Ia mesti membawa kelebihan atau “tanda-tanda” dari sisi Tuhan. Karenanya, mentor itu hakikatnya adalah “wakil Tuhan”. Ia merupakan figur penerus kenabian. Penerus ilmu-ilmu transendental. Ia harus telah sempurna mempelajari dan memperoleh berbagai khazanah pengetahuan dari mentor-mentor terdahulu.

Kalau Nabi bisa terkoneksi (berkomunikasi) dengan Tuhan, seorang mentor yang telah menerima atau bersanad ilmu kepada Nabi, harusnya juga bisa. Jadi, ada “Ruh” (ilmu/ruhani) Nabi yang ia terima dari mentor sebelumnya. Karena itulah, mentor spiritual menjadi salah satu “kutub ilmu”, atau kekasih Tuhan disetiap tempat dan masa. Ia bukan nabi. Tapi (ruh/ilmu/mata batin) Nabi ada pada dirinya.

Dengan demikian, mentor spiritual adalah seorang pembawa “gelombang (ruhani) kenabian”. Ada Cahaya, ada Energi yang tak terhingga dalam dirinya. Pada dimensi atomik, ia makhluk biologis atau manusia biasa. Bisa terluka, sakit, marah, sedih dan sebagainya. Tapi pada level kuantumik, kesadaran ruhaniahnya bergerak melampaui batas-batas alam semesta. Ada elemen-elemen Wahyu yang hidup dalam kesadarannya. Karena itulah ia dekat dan akrab dengan Tuhannya.

Jadi, ketika seseorang dekat dengan orang-orang seperti ini, otomatis Energinya akan mengalir kepada mereka. Energinya yang tidak terbatas ini mampu mengelevasi kondisi spiritual para pengikutnya. Kalau ia bisa terkoneksi dengan Tuhan, tentu ia bisa membawa kesadaran ruhani para muridnya untuk juga ikut menyentuh langit-langit ketuhanan. Sebab, ia diutus memang untuk itu. Untuk mensucikan ruhani dan membawa ruhani manusia kembali ruju’ dengan Tuhannya.

Agama Mentoring

Beragama pada level spiritual sebenarnya sangat mudah. Setiap orang, disetiap tempat dan masa, hanya bertugas mencari seorang nabi/rasul; guna mengkoneksikan ruhani dengannya. Kalau tidak ketemu nabi, cari para mentor yang mewarisi Ruhani Nabi. Para nabi, sejak Adam as sampai Muhammad SAW, itu saling mewarisi. Ruhaninya sama. Tidak terputus. Begitu juga paska nabi, Ruhani tersebut juga terus diwarisi ke para mentor setelahnya.

Jadi, Islam itu “agama mentoring”. Ada ilmunya. Juga ada gurunya. Baik ilmu lahiriah maupun batiniah, keduanya perlu guru. Terkhusus ilmu spiritual, itu memang wajib ada Gurunya. Sebab, yang ditransfer sebenarnya bukan ilmu, melainkan “Ruhani” sang Guru. Kecerdasan yang diberikan bersifat “iluminatif”, bukan argumentatif. Yang dicerdaskan lewat metode ini adalah hati (SQ), bukan otak (IQ).

Seorang mentor spiritual yang hebat biasanya bisa berbicara dalam dua bahasa. Pertama, dalam bahasa “sadar” (conscious). Kedua, melalui bahasa “bawah sadar” (subsconscious). Seorang mentor spiritual bisa berbicara secara lisan, sebagaimana bahasa manusia umumnya. Lebih jauh dari itu, mereka mampu berbicara dalam bahasa spiritual. Mereka mampu membisiki sesuatu dalam qalbu para talent-nya dari ruang dan waktu yang berbeda. Inilah yang disebut sebagai bahasa ruhani.

Karena itulah, pada level spiritual, kebenaran di guide secara langsung oleh Tuhan. Bukan oleh persepsi, bacaan ataupun hafalan. Ada “malaikat” yang senantiasa hadir untuk membimbing setiap gerak dan perbuatan. Pada level spiritual, seseorang dijaga oleh Tuhan. Dijaga oleh berbagai ruh, kekuatan dan esensi yang ada di alam.

Penutup

Maulid Nabi bukan sekedar peristiwa “historis” tentang sosok yang pernah lahir 1454 tahun lalu. Maulid Nabi adalah momentum untuk mengingatkan kembali, bahwa “nabi selalu lahir” disepanjang tempat dan zaman, dalam rupa para leader dan mentor spiritual. (Ruhani) Nabi pada hakikatnya selalu hidup dan tidak pernah mati. Ruhaninya terus bertajalli dalam aneka wajah dan energi.

Setiap kita berpotensi menjadi lemah, kerdil, bodoh, diperbudak dan kalah dihadapan berbagai kekuatan dunia; ketika terputus dengan Ruhani sang Nabi. Memang maulid terus kita peringati. Tapi Ruh-Nya tidak pernah hadir dalam jiwa kita. Tanpa kehadiran Nabi dalam jiwa, kita akan tersesat dengan aneka bisikan. Karena itulah, mencari Islam yang sejati diawali dengan mencari nabi, rasul, guru, imam, ulama, leader, mursyid atau ulil amri. Sosok yang ruhaninya dapat membebaskan, membawa kesejukan dan pencerahan bagi manusia.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****

SAID MUNIRUDDIN | The Suficademic
Web: 
sayyidmuniruddin.com
TikTok: tiktok.com/@saidmuniruddin
IG: instagram.com/saidmuniruddin/
YouTube: youtube.com/c/SaidMuniruddin
Facebook: facebook.com/saidmuniruddin/
Facebook: facebook.com/Habib.Munir/
Twitter-Xx.com/saidmuniruddin
Channel WA: The Suficademic
Join Grup WA: The Suficademic-1
Join Grup WA: The Suficademic-2

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

MENGENAL WUJUD "NABI"

Tue Sep 17 , 2024
Jurnal

Kajian Lainnya

SAID MUNIRUDDIN adalah seorang akademisi, penulis, pembicara dan trainer topik leadership, spiritual dan pengembangan diri.