SPIRITUAL AFFIRMATIONS

Bagikan:

Jurnal Suficademic | Artikel No.50 | September 2024

SPIRITUAL AFFIRMATION
Oleh Said Muniruddin

Bismillahirrahmanirrahim.

Realitas dapat diubah dengan membangun sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini bukan hanya sesuatu yang terpikir oleh otak dan diucapkan secara sadar oleh lisan. Melainkan juga harus direkam jauh ke alam bawah sadar. Kalau ini terjadi, nasib akan berubah. Ada teknik untuk melakukan ini.

Misalnya begini. Kalau Anda takut untuk berbicara di depan publik, Anda harus membangun sebuah keyakinan baru, bahwa Anda berani dan mampu melakukan public speaking. Sebuah perubahan akan terjadi, ketika diawali dengan keyakinan baru. Selama masih “takut”, “ragu”, “susah” atau “minder”; selama itu pula akan terjadi stagnasi pada diri kita. Ubah dulu keyakinan: “Saya bisa!”.

Caranya bagaimana?

Mudah. Ucapkan saja: “Saya bisa berbicara di depan publik”. Ucapkan itu kepada diri Anda sendiri. Caranya, bisa dengan “sirr” (dalam hati). Bisa juga secara “jahar” (terdengar, lewat lisan dan bahkan berbentuk teriakan).

Apakah dengan mengucapkan itu Anda langsung bisa?

Tidak juga. Ada syaratnya. Pertama, Anda harus mengucapkan itu secara sungguh-sungguh. Kedua, itu diucapkan secara berulang-ulang (repetitif), sampai Anda mempercayai apa yang Anda ucapkan itu.

Coba ucapkan itu, “dari pagi sampai petang”. Di ulang-ulang. Kalau mau lebih dahsyat lagi, ucapkan itu selama 7, 10 bahkan 40 hari. Lihat apa yang terjadi. Kesadaran Anda pasti berubah. Mental block-nya pasti hilang. Akan ada feeling baru yang terbangun dalam pikiran bawah sadar, bahwa Anda adalah seorang public speaker. Feeling ini menjadi modal awal untuk menjadi seorang pembicara hebat.

Syaratnya adalah, ucapkan secara sungguh-sungguh. Lalu ulang-ulang. Sampai semua ucapan itu masuk ke dalam hati, sampai terecord dalam DNA dan kesadaran. Sebab, boleh jadi pada awalnya kita mengucapkan itu dalam keadaan ragu. Mungkin juga ucapan kita hanya basa-basi. Kalau kita mengucapkan itu tanpa “tenaga”, ucapan itu hanya tertinggal di ujung lidah dan otak saja. Tidak masuk ke hati.

Perubahan terjadi, ketika apa yang Anda pikir dan ucap, masuk ke hati. Jika sesuatu yang ada di otak dan lisan sinkron dengan apa yang kita rasakan dalam hati, sebuah realitas akan terjadi.

Ini yang disebut “programming”. Untuk mengubah nasib dan memperbaiki keadaan, alam bawah sadar (kondisi jiwa/hati) harus terlebih dahulu diperbaiki. Sebab, realitas eksternal adalah sesuatu yang terjadi akibat pancaran dari alam internal. Apa yang terprogram di alam bawah sadar (subsconscious), itulah yang tercetak di alam nyata. Kalau dunia imajinal film-nya rusak, yang tayang di dunia fenomenal tetap kerusakan. Kalau energi kejiwaan masih buruk, kita akan menarik keburukan. Kegagalan, kesedihan dan kemelaratan adalah gambaran dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Kita menarik apa yang ada dalam pikiran. Apa yang kita pikirkan di alam bawah sadar, itulah yang akan terjadi.

Jadi, problem seseorang bukan cuma takut berbicara di depan publik. Masalah kita berbeda. Masing-masing punya ketakutan, keraguan, kebencian, apatisme dan ketidakmampuan terhadap aneka hal. Ada dari kita yang merasa tidak bisa kaya, tidak bisa sembuh sakit, tidak bisa menjadi penulis terkenal, tidak bisa ini dan itu dan sebagainya. Semuanya adalah bentuk “limiting beliefs”, sesuatu yang mungkin sudah lama terprogram dalam diri kita.

Semua ini harus dipecahkan. Harus diganti program. Harus dibangun keyakinan baru. Ucapkan secara “fokus”. Berulang-ulang. Masukkan semua statemen baru, hal-hal positif yang benar-benar dinginkan terjadi, ke dalam hati. Sampai Anda merasa nyaman dengan semua doa dan keinginan Anda itu. Tidak lagi ragu. Kalau itu terjadi, itu pertanda “belief system” Anda sudah berubah. Pikiran dan perasaan Anda sudah selaras. Kalau otak dan hati sudah sejalan, kita biasanya akan mudah menarik berbagai rejeki/kesuksesan yang telah disediakan Tuhan di alam.

***

Apa yang kita bahas diatas adalah petunjuk dari sains moderen tentang bagaimana “mengubah diri” (self-development) lewat “teknologi pikiran”. Sebenarnya, itulah yang diajarkan agama sejak nabi Adam as.

Agama membahasakan ini dengan “zikir”. Zikir adalah metode afirmasi spiritual, untuk mengulang-ulang sebuah kata atau kalimat positif, baik secara lisan (jahar) ataupun dengan hati (sirr). Pertanyaannya, kata atau kalimat apa yang harus di ulang-ulang?

Itulah “Asma” atau “Asmaul Husna”. Juga ayat-ayat lainnya. Agama telah menyediakan 99 kata positif yang mewakili berbagai karakter dan kepribadian terbaik yang memungkinkan untuk dimiliki manusia. Apakah itu bersifat feminin (jamal) ataupun maskulin (jalal).

Uniknya lagi, kata-kata ini adalah Nama Tuhan semua. Artinya, kalau ingin menjadi pribadi yang positif, download saja semua “kekuatan” (karakter/sifat/nama) dari Tuhan itu. Ucapkan dan ulangi. Terus menerus. Sebanyak-banyaknya. Pagi-petang, siang-malam. Berhari-hari, berminggu dan bahkan berbulan.

Terkadang, Anda butuh ruang yang sunyi (kamar, tirai, gua, “perut ikan”, dan lainnya) untuk mengucapkan itu semua, agar efektif terekam dalam hati. Anda butuh ruang yang bebas dari distraksi. Untuk masuk ke alam bawah sadar bahkan lebih dalam dari itu, Anda juga diharuskan minim interaksi dengan cahaya. Karenanya, proses ini juga disebut sebagai “perjalanan malam” (israk). Pada kondisi seperti itu, titik pineal gland dalam otak Anda mampu memproduksi kelenjar melatonin yang sangat banyak untuk bisa membawa Anda trance (bermikraj) ke alam yang sangat iluminatif. Ruang programming harus sangat tenang dan redup, agar proses hipnoterapis kalimat-kalimat Ilahi efektif terjadi.

Kalau Kata atau Kalimah-Kalimah Suci ini sudah duduk di hati, mukjizat mudah terjadi. Apalagi kalau kita tau cara yang benar dalam mengucapkan Kalimat-Kalimat ini, Tuhan dan semua kekuatan malakut pasti hadir. Ada teknik atau metode (tariqah) dalam berzikir agar Wujud yang panggil bersedia “turun”. Biasanya ada maha guru (mentor spiritual) yang dapat mengarahkan seseorang untuk mendalami teknik-teknik pengayaan jiwa seperti ini. Tanpa guru yang benar, kita bisa salah download kekuatan. Yang hadir justru kesadaran-kesadaran halus yang bertendensi negatif.

Para nabi dan guru-guru spiritual diutus untuk menjadi mentor dalam bidang “tazkiyatun nafs” kelas tinggi ini. Orang-orang ini membawa sebuah bentuk gelombang yang kita tidak punya. Kita butuh frekuensi dari gelombang batiniah mereka untuk mengelevasi kekuatan spritual kita.

***

Itulah gambaran yang terjadi di gua Hirak. Yang dipraktikkan nabi adalah sebuah model “spiritual affirmation”. Beliau terus mengucap dan memanggil sesuatu secara berulang-ulang. Sudah pasti beliau punya Guru pada saat menjalani ritus ini. Artinya, yang ia lakukan secara berulang ini adalah sebuah warisan kuno dari para nabi, rahib, pendeta dan wali-wali yang sangat agung.

Singkat cerita, Beliau terus memanggil Tuhan. Berulang-ulang. Akhirnya, Jibril pun datang dengan membawa petunjuk, kekuatan dan visi baru kepada Muhammad. Paska kejadian itu, Muhammad telah menjadi sosok berbeda. Pandangan batiniahnya terhadap dunia menjadi sangat sempurna. Ia pun telah memiliki kekuatan untuk terus berkembang menjadi sosok yang luar biasa. Ia berhasil menaklukkan dunia. Tentu semua itu diperoleh setelah lama menghabiskan hari dan malamnya dengan terfokus dalam mujahadah yang reflektif-repetitif di ruang-ruang sunyi.

Dari proses afirmasi awal ini, Muhammad mampu memprogram gelombang Qur’an dalam kesadarannya. Setelah itu, selama 22 tahun kemudian barulah ia beraksi, bahkan sampai berdarah-darah, untuk mewujudkan semua “visi emotif-spiritualnya”. Ia harus bertindak. Sebab, visi tidak akan terwujud jika tidak ada aksi yang konsisten dan disiplin. Cetak biru kesadaran (blue print) yang berdimensi Ilahi sudah ada. Tinggal diwujudkan lewat jihad berkelanjutan.

***

Jadi, awal keislaman adalah “zikir” (spiritual affirmation). Artinya, alam bawah sadar harus terlebih dahulu diprogram, agar hadir Tuhannya. Seluruh visi batin harus dibuat mampu untuk menyaksikan eksistensi Tuhan. Itulah syahadah, sebuah fokus bashirah imaniyah pada level sadar sekaligus bawah sadar. Kalau itu sudah didapatkan, baru kemudian dipikirkan strategi untuk membawa semua gelombang ketuhanan itu dapat terwujud dalam aneka sektor kehidupan.

Jika konstruksi alam bawah sadar belum “tersucikan”, segala bentuk daya pikir pasti akan ditunggangi setan. Kalau kesadaran spiritual masih acak-acakan; semua ibadah, sholat, puasa, zakat, haji dan jihad akan digerakkan oleh setan. Setan itu juga sholat, puasa, berzakat, naik haji, berjihad dan juga suka membaca Qur’an.

Mental ruhaniah bawah sadar inilah yang paling krusial untuk dibenahi, agar semua ibadah dan pekerjaan duniawi menjadi berdimensi Ilahi. Sebab begini. Iblis atau setan, itu agamanya Islam. Malaikat pun begitu. Bedanya, pikiran bawah sadar malaikat lebih murni dari Iblis dan setan. Walau agama dan Tuhannya sama; jiwa subsconscious malaikat sudah tersucikan. Sehingga senantiasa patuh dan pasrah kepada kehendak Tuhan. Jiwa Iblis belum. Itu saja. Jiwa atau pikiran bawah sadar manusia juga begitu, representasi dari wujud malaikat dan iblis. Ada yang suci, ada yang tidak. Karena itu, thaharah tidak hanya tertuju pada aspek physic and conscious an sich (lahir). Tapi juga harus menyentuh aspek-aspek subsconscious (batin).

Kenapa itu penting?

Sebab, realitas yang indah dan bahagia (alam surgawi) tidak akan didapatkan; jika pikiran bawah sadar belum terprogram dengan Kalimah-Kalimah “taqwa”. Dimanapun dan kapanpun, kita akan tetap susah dan menderita, jika alam subsconscious masih dipenuhi gelombang “fujur” (was-was, susah, ragu/apatis, ria, sombong, nafsuistis, pemarah, pembenci, pendengki, dsb). Karena itulah, zikir atau spiritual affirmations adalah sebuah bentuk keahlian beragama pada level kuantumik, yang wajib dimiliki. Sebab, semua kinerja dan pencapaian ibadah pada level atomik (material) dibangun atas dasar itu.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****

SAID MUNIRUDDIN | The Suficademic
Web: 
sayyidmuniruddin.com
TikTok: tiktok.com/@saidmuniruddin
IG: instagram.com/saidmuniruddin/
YouTube: youtube.com/c/SaidMuniruddin
Facebook: facebook.com/saidmuniruddin/
Facebook: facebook.com/Habib.Munir/
Twitter-Xx.com/saidmuniruddin
Channel WA: The Suficademic
Join Grup WA: The Suficademic-1
Join Grup WA: The Suficademic-2

Bagikan:

2 thoughts on “SPIRITUAL AFFIRMATIONS

  1. Mungkin bisa diberikan contoh praktek “zikir” yang terprogram dengan baik sehingga tidak sama dengan iblis?
    Spiritual Affirmations ini sepertinya butuh tindak lanjut.

Leave a Reply to Haerul Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

MUHAMMAD RIDHA RAMLI AWARD (MURIRA 2024)

Fri Sep 20 , 2024
SAID

Kajian Lainnya

SAID MUNIRUDDIN adalah seorang akademisi, penulis, pembicara dan trainer topik leadership, spiritual dan pengembangan diri.