NEGARA PENYIHIR

Bagikan:

Jurnal Suficademic | Artikel No.52 | Oktober 2024

NEGARA PENYIHIR
Oleh Said Muniruddin

Bismillahirrahmanirrahim.

Malam tahun baru Yahudi terganggu. Rabu 2 Oktober 2024, 180 rudal Iran menghantam tanah pendudukan. Rudal IRGC menghujam jantung Tel Aviv. Sasaran utamanya adalah fasilitas militer. Termasuk 2 pangkalan udara utama Israel (Novatim dan Hatzerim), lokasi radar dan tempat berkumpulnya kendaraan lapis baja di Jalur Gaza.

Termasuk markas Mossad yang berada di tengah kota Tel Aviv, luluh terkena rudal hipersonik Persia. Korban berjatuhan. Pagi setelah kejadian, Channel 12 Israel melaporkan bahwa 250 warga Israel tewas, 1000 lebih lainnya luka-luka (https://t.me/PalestinaPost, 2/10/2024)

Iron Dome yang sangat canggih itu dikabarkan mati suri karena di retas, tidak mampu efektif mencegat serangan Sayyid Ali Khamenei, yang kali ini ia beri sandi: “Ya Rasulullah”.

Israel sulit di usir dari Palestina. Sebab, mereka menguasai sihir, sekaligus sains.

Dari sisi sains, Anda bisa lihat, Israel punya teknologi canggih untuk membentengi kota-kota mereka. Kemampuan teknologi Iron Dome selama ini mampu mengintersepsi rudal-rudal yang diluncurkan gerakan perlawanan Hamas, Hizbullah dan lainnya.

Sebagai bagian dari kekuatan teknologi informasi dunia, Israel juga menguasai jaringan komunikasi. Mereka kelihatannya mampu melacak keberadaan para target, lalu menyusun strategi untuk menghabisinya. Qasem Suleimani, Haniyeh, Hasan Nasrallah dan masih banyak pejuang Palestina, Lebanon dan Iran lain yang sukses mereka eliminasi.

Alat tempur mereka juga canggih. Selain juga disuplai secara terus menerus oleh AS. Adalah bom MK-84 sebanyak 85 unit yang masing-masing memiliki berat 1 ton, yang digunakan untuk menembus dinding beton markas perjuangan perlawanan di Selatan Lebanon, sehingga menyebabkan syahidnya pemimpin Hizbullah. Butuh 85 ton bom untuk menghabisi sosok ini.

Jadi, sains menjadi salah satu kunci dalam perlawanan. Karena itulah, Iran menjadi musuh utama Israel. Sebab, negara Islam yang kemajuan sainsnya paling berbahaya adalah Iran. Sejak 1979, negara ini tidak lagi bisa di kontrol. Terbukti, rudal-rudal Iran, termasuk yang ditembakkan Yaman, kini bisa masuk seenaknya ke kota Tel Aviv.

Kelihatannya negara-negara Islam yang rajin sholat, rajin berpuasa, rajin naik haji, rajin hafal Quran, rajin buat maulid; tidak begitu dipedulikan oleh Israel. Karena semua ibadah kita itu tidak bisa membunuh zionis. Itu hanya ibadah untuk cari pahala, untuk menyenangkan diri masing-masing.

Dari sisi sihir, mereka juga ahlinya. Kelompok-kelompok iluminati atau Freemason, penyembah setan, mereka sebarkan ke seluruh muka bumi. Yahudi kuat dengan tradisi “Kabbalah”. Pada awalnya, ini tradisi sufi, tradisi spiritual Nabi Musa as. Sebuah tradisi yang bisa membuat ia menjadi “Kalamullah”. Tapi, ketika pengikutnya kehilangan koneksi dengan Tuhan, ajaran semacam ini bisa bergeser menjadi penyembah setan.

Jadi, tarikat (atau kabbalisme dalam tradisi judaisme) bisa berubah menjadi pendukunan. Agama, se-tauhid apapun, dapat menjadi partner setan. Apa kurang Tauhidnya Yahudi. Tapi lihatkan perilaku satanic mereka. Membunuh, menipu dan sebagainya. Yahudi itu baik. Tapi, ketika kemasukan setan berubah menjadi “zionis”. Israel itu seorang nabi, nama aslinya Yaqub. Tapi ada juga Israel yang telah bersekutu dengan setan, namanya the state of “Israel”. Untuk kuat, Anda butuh energi. Kalau bukan dari Tuhan, ya dari setan.

Jadi, Israel itu kuat karena penyembahan terhadap setan. Para ulama atau rabbi-nya memang mempropagandakan Taurat. Tapi amalannya menyimpang. Yang mereka panggil Tuhan. Tapi yang hadir setan. Sebab, frekuensi yang digunakan adalah frekuensi setan. Zionis (Yahudi yang kesetanan) inilah yang ditentang oleh banyak Yahudi “lurus” lainnya.

Dikabarkan, malam serangan rudal Iran itu adalah malam tahun baru Zionis.

Mengapa ada serangan malam ini? Karena malam ini adalah hari raya tahun Yahudi, hari raya Rosh Hoshana. Pada hari ini para penyihir berkumpul dan membuat pagar jahat untuk melindungi diri mereka dan negara mereka. Itulah sebabnya Sayyid Ali Khamenei mengatakan bahwa serangan tersebut memiliki hari dan waktu khusus, dan upacara sihir mereka telah binasa. Keajaiban telah berakhir (https://t.me/ibnuali14, 2/10/2024).

Jadi, yang dihadapi umat Islam adalah “sihir”. Kalau tidak kuat iman, kita akan tersihir. Lihat bagaimana raja-raja arab (Saudi, Jordania, UEA, Mesir, Qatar, Bahrain, Turki, dan lainnya). Semua sudah tersihir. Sudah tunduk pada Yahudi. Padahal apa kurang besar jubahnya. Semua kena sihir normalisasi. Betapa alimnya Syekh Barshisa. Tapi manut pada keinginan Firaun untuk mencelakai Musa. Syekh-syekh Salafi kita juga terkena penyakit yang sama. Hafal Quran semua. Tapi bersedia berdoa sesuai pesanan zionis, untuk mengutuk perjuangan Hamas dan kawan-kawannya.

Nabi Musa as, kalau tidak kuat spiritualnya, juga bisa kalah dengan para “spiritualis” (penyihir) Firaun. Mesir dibawah Firaun adalah negara yang ditopang dengan spiritualisme sihir. Untunglah, Musa as terkoneksi dengan Tuhan.

Artinya apa?

Hanya umat, bangsa, mazhab dan tarikat yang kuat sains serta terkoneksi dengan Tuhan; yang mampu menghadapi dan melakukan perlawanan terhadap diplomasi dan daya sihir para penguasa kapitalis-iluminatis. Selebihnya pasti akan tunduk dan terus memberikan persembahan untuk semua keinginan mereka.

Sebenarnya tidak perlu hebat-hebat sekali sainsnya. Kalau masih dekat dan terhubung dengan Tuhan, juga akan menjadi pemenang. Rasulullah SAW, dengan jumlah yang sedikit, menghadapi musuh yang besar dan bersenjata lengkap; bisa menang. Karena mereka beriman. Dan imannya ditunjukkan lewat keberanian dalam amalan kejuangan.

Sementara ini kita melihat, betapa banyak doktrin Islam yang diajarkan syekh-syekh kita, tentang bidah dan khurafat. Tapi lumpuh saat menghadapi setan besar semacam zionis dan kawan-kawannya. Padahal, keberadaan zionis di Palestina adalah bid’ah dan khurafat terbesar. Sebagian umat Islam sudah bertempur untuk membebaskan Masjidil Aqsha. Para syekh ini, berfatwa wajib berjihad ke Palestina pun tak ada. Kebenaran tauhid butuh bukti. Tanpa bukti, agama berubah menjadi palsu. Sayangnya, para pemalsu agama ini terkadang masih menjadi ulama kita.

Agama -apakah itu Yahudi, Kristen ataupun Islam; ketika kehilangan koneksi dengan Tuhan, langsung bersetan. Agama tanpa Tuhan adalah agama yang kehilangan “Nur”, agama yang kehilangan rasa kemanusiaan. Agama yang kehilangan cahaya akan langsung menjadi zionis, menjadi kapitalis, menjadi kolonialis, menjadi penindas. Ritualnya masih agamis. Tapi bersetan. Yang dituju bukan lagi Tuhan, melainkan segala bentuk kejayaan tentang dunia.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****

SAID MUNIRUDDIN | The Suficademic
Web: 
sayyidmuniruddin.com
TikTok: tiktok.com/@saidmuniruddin
IG: instagram.com/saidmuniruddin/
YouTube: youtube.com/c/SaidMuniruddin
Facebook: facebook.com/saidmuniruddin/
Facebook: facebook.com/Habib.Munir/
Twitter-Xx.com/saidmuniruddin
Channel WA: The Suficademic
Join Grup WA: The Suficademic-1
Join Grup WA: The Suficademic-2

Bagikan:

5 thoughts on “NEGARA PENYIHIR

  1. Terkoneksi dengan Tuhan sulit terwujud kalau agama hanya sebatas simbol ya? Apalagi agama didominasi hitung-hitungan kuantitas, misalnya kemegahan tempat ibadah, jumlah jemaah, dan bayaran pemuka agama saat ada panggilan pelayanan atau khutbah dan sebagainya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

PAGI-PAGI, JADILAH BURUNG

Fri Oct 4 , 2024
Jurnal

Kajian Lainnya

SAID MUNIRUDDIN adalah seorang akademisi, penulis, pembicara dan trainer topik leadership, spiritual dan pengembangan diri.