
Jurnal Suficademic | Artikel No.69 | November 2024
HMI DAN HILANGNYA MALAIKAT
Oleh Said Muniruddin
Bismillahirrahmanirrahim.
CAK NUR sepertinya lupa menjadikan “malaikat” sebagai salah satu elemen kepercayaan paling mendasar dalam ideologi HMI.
Kalau Anda buka dokumen NDP HMI, khususnya Bab 1 “Dasar-Dasar Kepercayaan”, disana tidak ada uraian pokok-pokok keimanan terkait malaikat. Begitu juga di Bab lainnya, tidak ada penyebutan tegas tentang “malaikat” sebagai salah satu esensi ushuluddin.
Padahal sudah sama-sama kita ketahui, dasar-dasar kepercayaan umat Islam ditujukan kepada 6 wujud gaib. Yaitu: Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir (kiyamat) dan takdir (sunnatullah). Semua elemen ini tertuang secara jelas dalam berbagai Bab di NDP. Kecuali “malaikat”, tidak ditemukan dimanapun dalam dokumen NDP HMI.
***
Lalu muncul pertanyaan, kenapa Nurkholish Masjid cs tidak membunyikan “malaikat” sebagai unsur kepercayaan bagi kader HMI? Apakah beliau lupa?
Tidak mungkin Cak Nur lupa memasukkan seluruh elemen penting keimanan sebagai dasar pokok ideologi bagi HMI. Konon lagi, dokumen ini juga ikut diverifikasi dan dibahas bersama-sama. Saya menduga, bahwa itu memang disengaja. Sehingga, rukun iman HMI menjadi sedikit berbeda dengan muslim umum lainnya.
***
Selain HMI, muslim Syiah juga tidak menyebutkan “malaikat” dalam rukun imannya. Bukan tidak percaya, sama seperti kita, muslim Syiah juga sangat percaya dengan malaikat. Namun tidak masukkan secara langsung dalam nama rukun iman. Melainkan diintegrasikan dalam elemen “nubuwwah”. Rukun iman Syiah ada 5, yaitu: at-tauhid (mengesakan Allah), an-nubuwwah (kenabian), al-imamah (kepemimpinan), al-‘adlu (keadilan) dan ma’ad (hari kebangkitan).
Jadi, kalau kita perhatikan, dari sisi rukun iman; HMI itu bukan murni Sunni. Dan juga bukan murni Syiah. HMI itu secara ideologis adalah sebuah ‘agama’, atau mungkin mazhab teologis baru, yang berada diantara Sunni dan Syiah. Maka tidak salah juga kalau ada yang menulis tentang “Islam Mazhab HMI”. Sebuah mazhab yang setidaknya berusaha menjadi penengah, antara Sunni dengan Syiah.
***
Jadi, setidaknya ada dua konsekwensi, positif dan juga negatif, dengan “hilangnya” malaikat di HMI.
Pertama, sisi positif. Kelihatannya HMI di bawah asuhan Cak Nur ingin menjadi sebuah mazhab baru yang berdiri diantara Sunni dan Syiah. HMI ingin menjembatani Sunni dengan Syiah. Perseteruan dua pemikiran ini sudah lama berkembang, akibat kebodohan umat Islam. Cak Nur sendiri dalam beberapa tulisannya mengakui hal ini. Ada sejumlah agamawan dan intelektual yang memang dididik untuk terus memprovokasi kegaduhan di tengah umat. Salah satu cara paling efektif adalah membenturkan dua mazhab pemikiran besar umat Islam ini. Hari di Timur Tengah misalnya, zionis paling diuntungkan dengan kondisi tersebut.
Di tengah situasi seperti ini, Cak Nur dkk berusaha membawa HMI kearah yang moderen dan moderat. Kader HMI diharapkan tidak rigid dan fanatik dengan pemikiran tertentu. HMI diharapkan terbuka dengan kebenaran yang tersebar dalam semua mazhab. Kalau ada alumni dan kader HMI yang benci dengan mazhab tertentu, itu pasti jenis orang-orang yang belum selesai dengan proses ideologisasi. Cak Nur sendiri sering dicerca oleh kelompok fundamentalis karena gagasan modernisasinya. Bahkan dituduh tokoh sekulerisme Indonesia, karena mereka gagal memahami makna “sekularisasi” yang disampaikan Cak Nur.
Kedua, sisi negatif. Ada konsekwensi lain yang muncul di HMI dengan “ketiadaan” malaikat. Bukan hanya kata “malaikat” yang hilang dalam kitab NDP HMI, spirit malaikatnya pun seperti hilang dari gerak perjuangan banyak kader dan alumni.
Malaikat adalah wujud dari spirit, power dan kesucian yang turun dari sisi Tuhan. Ketika ruh atau spirit ini hilang dari jiwa seseorang, maka ia akan menjadi iblis atau setan. Spirit taqwa malaikat inilah yang membuat seseorang menjadi bertauhid, hanif, tunduk dan pasrah hanya kepada Allah. Kalau ini hilang, binasalah Islam kita. Spirit inilah yang harus diperoleh dalam berislam, dan juga ber-HMI.
Spirit malaikat ini sangat powerful. Spirit inilah yang memenangkan Nabi dan pasukannya dalam aneka pertempuran, pada saat mereka sedikit dari sisi jumlah pasukan dan lemah dalam segi persenjataan. Ketika ribuan “malaikat” turun, kemenangan bisa di dapat. Sebab, malaikat adalah wujud kekuatan dan kecerdasan dari Tuhan (QS. Al-Anfal: 9 dan 12).
Kaum muslim saat ini kalah dimana-mana. Bahkan terjajah di negerinya sendiri. Diduga, ini akibat jiwa kita tidak lagi terhubung dengan esensi-esensi malakut. Tidak ada lagi malaikat dalam diri kaum muslim. Karena itu mereka semua hidup dalam apatisme, ketakutan dan diperbudak oleh kepentingan kapitalisme nasional dan global.
HMI sebagai “organisasi perjuangan” tentu harus meyakini dan memahami kembali, malaikat itu apa sebenarnya? Lalu menempuh jalan untuk menemukan wujud malaikat, melampaui sekedar menghafal nama-nama malaikat. Wujudnya harus ditemukan untuk dijadikan sebagai kekuatan dalam gerak organisasi. Tanpa keterintegrasian dengan malaikat, kader dan alumni HMI akan bablas. Tanpa kolaborasi dengan malaikat, kader dan alumni HMI akan kalah. Tanpa bimbingan malaikat, kader dan HMI akan tersesat. Kita tidak bisa terus mengandalkan kekuatan kita sendiri. Kita harus bersandar kepada berbagai kekuatan kreatif yang berasal dari-Nya.
Karena itu, di HMI diperlukan metode pembelajaran khas untuk mengakses “malaikat”, agar kader dan alumninya bisa wushul dengan Allah. Tujuan kita Allah. Tapi mustahil berjumpa Allah, tanpa terlebih dahulu berjumpa malaikat. Malaikat adalah kendaraan, station atau maqam untuk terhubung dengan Tuhan. Nabi Muhammad pun, untuk sampai kepada Allah harus terlebih dahulu terintegrasi dengan malaikat. Kita juga begitu.
Jadi begini, tidak peduli mazhab anda apa, kalau mampu menemukan wujud malaikat, Anda sudah berada di jalan yang benar. Jika belum, koreksi kembali mazhab dan ideologi Anda. Mungkin mazhabnya sudah benar, tapi metode untuk mengakses wujud kebenaran-dari alam malakut tidak terwariskan. Malaikat adalah Ruh, Energi atau Cahaya, yang menjadi basis kekuatan ruhani.
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.
Billahi taufiq walhidayah.*****

SAID MUNIRUDDIN | The Suficademic
Web: sayyidmuniruddin.com
TikTok: tiktok.com/@saidmuniruddin
IG: instagram.com/saidmuniruddin/
YouTube: youtube.com/c/SaidMuniruddin
Facebook: facebook.com/saidmuniruddin/
Facebook: facebook.com/Habib.Munir/
Twitter-X: x.com/saidmuniruddin
Channel WA: The Suficademic
Join Grup WA: The Suficademic-1
Join Grup WA: The Suficademic-2
One thought on “HMI DAN HILANGNYA MALAIKAT”