Jurnal Suficademic | Artikel No.111 | November 2023
TUHAN TELAH PINDAH
Oleh Said Muniruddin | RECTOR | The Sudicademic

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. Bayangkan, selama 1400 tahun, mulai dari Musa as sampai Isa as, Tuhan hanya berbicara kepada satu kelompok saja. Nabi utusan Tuhan hanya ada disitu-situ saja. Betapa tingginya privilege mereka. Betapa merasa dekatnya mereka dengan Tuhan. Betapa perhatiannya Tuhan kepada mereka. Nikmat sekali. Sedikit ada masalah, pasti turun firman untuk mereka. Sehingga mereka disebut sebagai “bangsa terpilih”:
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ
“Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu, dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat yang lain di alam ini (pada masa itu)” (QS. Al-Baqarah: 47)
Setelah itu, Tuhan meninggalkan mereka begitu saja. Dari awalnya menetap di Baitul Maqdis Jerussalem, Tuhan pindah rumah barunya di Mekkah. Tuhan menjadi milik orang Arab. Bukan lagi kepunyaan Bani Israil. Mulailah Bani Israil meratapi diri di sisa-sisa tembok yang ada di Jerussalem.
Selanjutnya, setelah hijrah ke Mekkah, Tuhan telah membuka diri. Dia berjanji untuk dekat dengan siapapun, yang dekat dengan Muhammad. Tidak mesti dia suku Arab, suku bangsa manapun, sejauh bersanad kepada Muhammad, pasti: “fa-inni qarib”. Sesungguhnya Aku ini dekat (QS. Al-Baqarah: 186). Allah telah menjadi Tuhan yang universal, bagi semua agama dan bangsa. Karena itu pula, Muhammad putra Abdullah, diutus dari Bani Quraisy untuk semua bangsa. Kitab Suci yang dibawanya mengkompilasi pesan-pesan yang sangat universal. Semua kisah nabi terdahulu, etika dan hukum; dibawa, diluruskan dan diterapkan ditengah masyarakatnya.
Sejak saat itu, bangsa terpilih, menurut Tuhan, bukan lagi bangsa Yahudi. Melainkan, bangsa manapun yang bertaqwa. Semua bangsa adalah “khaira ummah”, sejauh menjalankan keimanannya untuk menegakkan “amar makruf nahi munkar” (QS. Aali Imran: 110). Yahudi sekalipun, yang awalnya dekat dengan Tuhan, ketika berperilaku zionis (dhalim/rasis) dikutuk menjadi ‘monyet’ dan ‘babi’ (QS. Al-Baqarah: 65; Al-Maidah: 60; Al-Araf: 166).
Bangsa terpilih sekalipun, bisa berubah menjadi binatang, manakala melawan Tuhan. Adam sekalipun, bisa terlempar dari surga, manakala membelakangi titah Tuhan. Kita semua pada hakikatnya adalah “orang terpilih”. Kita tercipta dalam wujud sempurna, untuk menjadi khalifah-Nya. Tapi, sewaktu-waktu bisa turun derajat dalam bentuk yang buruk rupa.
Indikasi ini sudah diperingatkan dalam surah At-Tin 1-8. Bangsa “Thur Sinai” (Yahudi) dan bangsa “Baladan Aamina” (Arab), adalah bangsa terpilih (ahsani taqwim). Tapi mereka bisa terjatuh dalam derajat yang sangat rendah (asfala safilin). Kecuali ada diantara mereka yang masih beriman dan konsisten melaksanakan amal saleh (illal ladzina amanu wa ‘amilushshalihat, falahum ajrun ghairu mamnun).
Karenanya, tidak semua Yahudi buruk. Sekelompok Yahudi masih sangat taat dengan Taurat, toleran dan menjadi penentang utama zionisme kaumnya; seperti Haredi dan Naturei Karta. Demikian juga dengan bangsa Arab. Masih ada yang setia dengan keimanan dan amal shalehnya. Untuk hari ini, mereka ditafsirkan sebagai kelompok-kelompok “muqawwamah”, para penentang utama zionisme.
Bangsa Arab boleh bangga. Sejak tahun 600an masehi, Tuhan sudah hijrah, dari Baitul Maqdis ke Baitullah. Merekalah “bangsa terpilih” setelah Yahudi. Dakwah mereka terus meluas. Kemuliaan mereka akan terus menjadi tauladan bagi dunia, khususnya Islam, sejauh bisa menjaga mandat dari Tuhannya.
Namun, yang terjadi hari ini justru sebaliknya. Mereka kelihatannya sama seperti Yahudi, cuma bisa menjaga Tuhannya hanya sekitar 1400 tahun saja. Kini, mereka pun bahkan sudah sehaluan dengan zionis Yahudi. Mereka secara terang-terangan telah meninggalkan saudara-saudaranya yang tertindas, demi keuntungan dunia. Visi kemanusiaan para rajanya telah hilang dalam kemewahan visi liberalisasi ekonomi. Saudi, Yordania, UEA, Qatar, Bahrain, Mesir, Maroko; merupakan sebagian dari negara Arab yang mengidap penyakit “wahn”, cinta dunia dan takut mati (HR. Abu Daud dan Ahmad):
حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
Para aristokrat Arab telah memanipulasi diri dan mengubah janji terhadap ayat-ayat Tuhannya. Bangsa Arab bahkan telah tumbuh menjadi “gharqad”, pohon untuk melindungi semua aktifisme politik dan terorisme Israel. Mereka bukan lagi pengemban “amar makruf nahi munkar”. Mereka telah ikut berubah menjadi ‘monyet’ dan ‘babi’. Bahkan tidak segan-segan menangkap dan membunuh, siapapun saudaranya yang melakukan demontrasi, memakai simbol atau mendukung gerakan pembebasan Al-quds; yang dilakukan di negara mereka. Bahkan, rudal-rudal Yaman yang sedang menuju Israel di atas langit negaranya, dicegat.
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ، فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ، إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ» (رواه مسلم)
“Hari kiamat belum akan terjadi sampai kaum Muslimin memerangi bangsa Yahudi. Mereka diserang oleh kaum Muslimin hingga bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun, batu mau pun tumbuhan akan berkata, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah,di belakangku ada orang Yahudi. Kemari dan bunuhlah dia!’ kecuali pohon Gharqad. Sebab, pohon Gharqad adalah pohon orang Yahudi” (HR Muslim)
Kelihatannya, sebagaimana janji Tuhan, “bangsa terpilih” akan dialihkan lagi kepada yang lain. Tentu itu haruslah sebuah bangsa yang terang-terangan, berani dan komit dengan aksi penegakan nilai-nilai kemanusiaan; yang melampaui batas wilayah dan rasnya sendiri. Untuk saat ini, kelihatannya kita tidak punya pilihan lain, selain Iran. Kalau sekedar orasi, mungkin Erdogan di Turki masih juara.
Allah telah memperingatkan bangsa Arab, disaat ayat ini turun:
وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ
“Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain” (QS. Muhammad: 38)
Bayangkan, betapa sakitnya hatinya bangsa Arab ini, manakala mengetahui bahwa Tuhan tidak lagi bersama mereka. Tuhan sudah bersama Iran dan gerakan-gerakan resistensi yang diasuhnya (Hamas, Hizbullah, Ansharullah, Hashad Syakbi dan lainnya).
Karena itu, alih-alih melawan Israel, mereka justru akan melawan Iran dan pendukungnya. Khususnya dengan menjual isu Sunni-Syiah, sebagaimana dulu mereka lakukan untuk mendukung ISIS di Suriah, juga di Yaman. Suriah di utara dan Yaman di selatan, adalah dua negara Arab yang masih menyatakan diri sebagai musuh Israel. Tidak hubungan diplomasi, apalagi relasi ekonomi dan perdagangan. Tidak ada perang antara Sunni dan Syiah. Isu itu dipropagandakan oleh CIA dan Mossad lewat para ulama dan ustad agen mereka, via media mainstream. Bahkan sekarang baru diketahui secara luas, Hamas yang 100 persen Sunni pun menyatu dengan Iran dan Hizbullah dalam menghadapi agresi zionis. Sementara saudara-saudara Sunni Arabnya telah meninggalkan mereka.
Ketika Tuhan ‘pindah’ ke Persia, bukan berarti Kakbah akan pindah ke Karbala. Sebagaimana Kiblat berpindah dari Jerusalem ke Mekkah. Kiblat tetap di Mekkah. Hanya saja, kota-kota suci tersebut, termasuk Baitul Maqdis, sebagaimana janji Tuhan, pasti akan dibebaskan. Sehingga kembali dikuasai oleh orang-orang yang tidak akan berpaling dari panggilan Tuhan.
Kalau kita lihat bangsa Persia, shalat mereka masih berkiblat ke Mekkah. Namun, Tuhan dan Rasul-Nya, ada di hati mereka. Itulah yang disebut kekuatan ‘wasilah’. Islam bukan agama yang ekslusif untuk suku Arab saja, seperti Judaisme yang hanya diperuntukkan bagi Yahudi. Suku bangsa manapun Anda, di belahan dunia manapun Anda berada, tetap bisa menjadi “bangsa pilihan” yang dekat dengan Allah. Sejauh Anda masih setia berwasilah kepada Rasulnya. Serta tetap menjalankan tugas-tugas ideologis kenabian dalam jihad penegakan “amar makruf nahi munkar”.
Penutup
Apakah Tuhan sudah pindah dari Arab, sehingga hampir semua mereka, dengan berbagai alasan, memilih menjadi budak zionis, “cinta dunia dan takut mati”? Silakan Anda nilai sendiri, apakah benar demikian? Mari berdoa, mudah-mudahan Tuhan juga pindah ke (hati orang-orang) di Nusantara.
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.
#powered by SUFIMUDA
___________________
SAID MUNIRUDDIN | The Suficademic
Web: saidmuniruddin.com
YouTube: youtube.com/c/SaidMuniruddin
TikTok: tiktok.com/@saidmuniruddin
IG: instagram.com/saidmuniruddin/
Facebook: facebook.com/saidmuniruddin/
Twitter: twitter.com/saidmuniruddin
Join Grup WA: The Suficademic-1
Join Grup WA: The Suficademic-2
Allaah ada tanpa tempat,
Allaah tidak serupa dengan makhluknya.