
Jurnal Suficademic | Artikel No.42 | Agustus 2024
KONSER MUSIK: HALAL ATAU HARAM?
Oleh: Said Muniruddin
Bismillahirrahmanirrahim.
MUSIK adalah suara, gelombang yang memiliki energi. Karena itulah, nada-nada dari musik bisa mempengaruhi emosi. Emosi adalah salah satu wujud dari kecerdasan subconscious manusia. Wujud fisik manusia itu sebenarnya hanya tipuan belaka. Ilusi. Pada level kuantum, realitas yang lebih objektif dari wujud manusia adalah emosi, sebuah gerak dari energi.
Karena itu, musik sangat dibutuhkan dalam menata gelombang bawah sadar kita. Riset tentang fungsi musik sebagai the power of healing sudah melimpah. Jangan malas membaca. Bahkan sebagian sufi sudah sejak lama menggunakan instrumen musik, termasuk tarian, untuk membuka kesadaran supranatural mereka. Musik itu gelombang suara yang memiliki vibrasi. Ada frekuensi tertentu dari musik yang dapat menghubungkan energi rendah kita dengan Gelombang Energi yang lebih tinggi, dengan Tuhan.
Perkembangan seni musik juga sesuatu yang tumbuh seiring dengan pertumbuhan peradaban Islam. Seorang ulama dan seniman Baghdad, yang mengembara sampai ke Andalusia, disebut-sebut sebagai pendiri sekolah musik pertama di dunia. Namanya Abu al-Hasan Ali bin Nâfi’, atau dikenal dengan panggilan Ziryâb (788-857 M). Seni musik yang hari ini berkembang pesat di barat banyak dipengaruhi oleh karya-karya terdahulu dari Ziryab, termasuk ketika ia menambahkan senar kelima pada alat musik gitar (oud). Otaknya sangat kreatif dan jenius.
Tradisi mengharamkan musik, biasanya dilakukan oleh orang-orang yang kecerdasan audio subconscious-nya sangat kurang. Kelompok ini pasti sangat kaku dan literal. Mereka biasanya tidak begitu memahami mekanisme kerja dunia esoteris. Pola beragamanya sangat skriptural. Tidak bisa melihat nada dan musik sebagai bagian dari ayat Tuhan.
Iya, mungkin ada jenis musik yang bisa mengundang setan, ketika gelombang suaranya mengalami distorsi. Membaca ayat dan isim Qur’an sekali pun bisa menghadirkan setan, jika dilakukan dengan frekuensi yang salah. Semua dukun seperti ustad, membaca ayat. Tapi panjang gelombangnya mungkin berbeda.
Wangi-wangian juga begitu, tidak hanya dalam sholat, praktik paranormal pun menggunakan aroma tertentu. Lagi-lagi, frekuensi dari semua amal itu yang menentukan arah koneksi. Ke Tuhan, atau ke setan. Ke vibrasi yang positif, atau ke aura yang negatif.
Jadi; musik, menari, mengaji dan bernyanyi -itu sebuah media bagi jiwa untuk melahirkan vibrasi dan frekuensi. Ada orang-orang yang lewat ritual itu mengalami singgularity, terhubung dengan Tuhan. Ada juga yang tidak. Karena itu, mengaji pun ada seninya, agar bacaan ayat memiliki tahsin dan lagu. Dari irama yang lembut, sampai ke nada yang melengking rapi. Main musik dan bernyanyi juga begitu.
Karena itu; jangankan konser musik yang terkadang dibawa lari ke arah sensual, sholat pun bisa dikutuk Tuhan, kalau tidak ada elemen seni yang berdimensi transendental. Kalau tidak ada unsur estetis-ihsannya. Kalau tidak melahirkan gelombang yang membawa kesadaran pelakunya kepada Tuhan. Karena itu tidak heran, banyak orang, meskipun rajin sholat, akhlaknya tidak berubah. Ia tidak memperoleh frekuensi Ilahi dari aktifitas itu.
Sementara; musik yang baik, Teruslah mengaji yang baik; sholat yang baik, pasti membuat pelakunya semakin sehat. Jiwa dan raga. Semakin halus budinya. Saya juga sering menemukan kelompok-kelompok seniman, yang egonya tinggi sekali. Seharusnya pekerja seni itu lembut hatinya. Ternyata tidak, sebagian besar mereka juga tidak menemukan getaran Ilahi pada setiap produk dan karyanya.
Karena itu, sholatlah. Bermusiklah. Menyanyilah. Menarilah. Mengajilah. Sampai engkau bahagia dan terhubung dengan Tuhan; Pemilik semua gerak, irama dan bacaan. Jika tidak, semua ibadah dan pekerjaanmu itu sia-sia belaka!
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.

SAID MUNIRUDDIN | The Suficademic
Web: sayyidmuniruddin.com
TikTok: tiktok.com/@saidmuniruddin
IG: instagram.com/saidmuniruddin/
YouTube: youtube.com/c/SaidMuniruddin
Facebook: facebook.com/saidmuniruddin/
Facebook: facebook.com/Habib.Munir/
Twitter-X: x.com/saidmuniruddin
Channel WA: The Suficademic
Join Grup WA: The Suficademic-1
Join Grup WA: The Suficademic-2
One thought on “KONSER MUSIK: HALAL ATAU HARAM?”