
Jurnal Suficademic | Artikel No.66 | November 2024
NDP HMI: IMAN, ILMU, UANG DAN AMAL
Oleh Said Muniruddin
Bismillahirrahmanirrahim.
HMI memiliki cacat ideologi. Pada jantung perkaderan, sebagai pusat ideologi, NDP diresume hanya sebagai 3 hal: iman, ilmu dan amal. HMI melupakan 1 instrumen lain yang maha penting dalam pencapaian tujuan. Yaitu, uang.
Kelihatannya HMI masih melihat uang dalam kacamata “pragmatis”. Karenanya masih malu-malu, mungkin juga takut, untuk membahas uang sebagai bagian dari esensi “ideologi”. Padahal uang, sebagaimana iman, ilmu dan amal; juga instrumen untuk mencapai tujuan, yaitu Tuhan. Islam sendiri tidak malu-malu menempatkan “zakat” dalam salah satu struktur keislaman. Zakat itu salah satunya ya “uang”. Untuk bisa bayar zakat, kita harus punya harta. Punya uang. Zakat adalah juga instrumen perjuangan untuk menuju Tuhan.
HMI harus menyimpulkan kembali gagasan keislamannya. Harus berani dan terbuka untuk menempatkan kapital dalam instrumen perjuangannya. Kesimpulan NDP-nya harus disempurnakan menjadi: iman, ilmu, uang dan amal. Dengan masuknya unsur uang, ideologi kita menjadi lebih “membumi”. Lebih realistis dan mudah dipahami. Lebih menjawab kekurangan yang dialami banyak kader dan alumni.
Perspektif keuangan harus lebih dipertajam dalam setiap proses perkaderan. Kecerdasan finansial kader dan alumninya mesti lebih difokuskan, sejak dini. Sehingga melahirkan profil kader (alumni) yang beriman, berilmu, kaya dan tidak pelit (sosial dalam amal kemanusiaan, alias rajin membantu sesama). Tuhan dan uang adalah dua isu yang tidak boleh dipisahkan. Tuhan dan uang adalah dua hal yang harus terus menerus ditanamkan dalam pikiran sadar dan bawah sadar setiap kader HMI.
Umat Islam kalau kita lihat, kalau dimana-mana. Termasuk juga di Indonesia. Karena hilang unsur “uang”, alumni HMI sering kalah dimana-mana. Banyak yang gagal beramal secara maksimal gegara tidak berhasil menduduki sebuah posisi. Gagal menjadi presiden. Gagal menjadi Ketum partai. Gagal menjadi anggota legislatif. Juga gagal menjadi gubernur dan bupati. Padahal orangnya baik-baik dan visioner sekali.
Pun untuk membuat sebuah kegiatan, terkadang sulit. Apakah itu di HMI ataupun KAHMI. Karena tidak ada uang. Padahal, iman dan ilmu para anggota dan alumninya tinggi-tinggi. Walaupun kita dapati, banyak juga alumninya yang kaya. Tapi sulit untuk berdonasi. Itu masalahnya ada di “iman”.
***
Begini. Tujuan HMI adalah Allah. Itu pusat pencapaian ideologis. Segala bentuk perjuangan HMI mengarah kesana. Namun bagaimana cara mencapai itu dalam konteks Indonesia, diperlukan kerangka konseptual yang logis. Itulah sebenarnya isi NDP HMI, yang 8 Bab itu.
Disinilah kemudian diperlukan tauhid (iman) sebagai pijakan dasar. Perlu keyakinan yang kuat terhadap Tuhan. Lalu, setiap orang yang bertauhid juga harus terdidik dalam aneka bidang keilmuan. Sehingga menguasai sains dan pengetahuan.
Lalu, ilmu itu untuk apa? Tentu untuk menghasilkan aneka produk dan karya yang inovatif; yang selain bernilai uang juga bisa menyelesaikan aneka problem keumatan dan kebangsaan. Ilmu itu harus punya nilai tambah, punya sisi entrepreneurship. Ilmu harus bisa membuat makmur pemiliknya dan juga masyarakat di sekelilingnya.
Terakhir adalah amal. Sebuah amal akan maksimal dikerjakan, ketika imannya kuat, ilmunya tinggi dan uangnya banyak. Uang adalah modal yang juga sangat penting dalam perjuangan. Tanpa dasar kekuatan bisnis, juga tanpa dukungan Khatijah, perjuangan Nabi pasti akan lebih berat. Anda harus tau, Islam ini tegak dengan uangnya Khatijah, selain dengan ketajaman pedangnya Ali. Melalui dua hal ini Qur’an lebih cepat dipahami.
Karenanya, NDP itu sangat realistis dan sederhana: iman, ilmu, uang dan amal. Punya iman, punya ilmu, tapi tidak ada uang; susah juga hidupnya. Amal sosialnya pasti menjadi terbatas. Atau sebaliknya, banyak sekali uang, tapi tauhid dan ilmunya lemah; amalnya akan ternoda. Uang pasti akan mengotorinya.
***
Sebenarnya, pentingnya instrumen “uang” masuk dalam struktur resmi NDP bukan tidak beralasan. Pertama, Bab 6 NDP HMI sendiri sudah menerangkan tentang “Keadilan Sosial dan Ekonomi”. Walau NDP sendiri tidak tegas dan teknikal untuk mengarahkan kader dan alumninya untuk segera kaya, dengan cara yang cerdas dan benar. Yaitu dengan cara menggunakan ilmunya secara baik, sehingga menghasilkan uang.
Kedua, rumusan Tujuan HMI sendiri sudah mengisyaratkan hal terkait pentingnya untuk melahirkan kader dan alumni yang banyak “uang”. Tujuan HMI adalah terwujudnya 5 Kalitas Insan Cita. Dua pertama adalah insan akademis dan pencipta. “Akademis” artinya cerdas atau berilmu. “Pencipta” artinya kreatif, punya karya, mampu melahirkan produk atau berjiwa wirausaha.
Seorang pencipta itu seorang leader yang kuat dalam bidang produksi. “Leadership is innovation.” “Leadership is production.” Kalau kita lihat, semua negara yang maju adalah negara pengusaha, negara produsen. Itulah insan pencipta, insan pengusaha, insan yang kaya.
Apapun bidang studi Anda (ekonomi, teknik, kedokteran, hukum, pendidikan, pertanian, agama, dsb); Anda bisa menjadi pengusaha di bidang itu. Syaratnya adalah memahami bidang studi masing-masing dan mampu melahirkan produk yang feasible dan marketable di bidang itu. Itulah strategi untuk menciptakan uang, melalui aplikasi secara kreatif sebuah ilmu dalam aneka usaha, produk dan karya. Bukan dengan korupsi, menipu ataupun mencuri.
Jadi, masyarakat adil makmur yang diciptakan HMI adalah keseluruhan masyarakat, termasuk kita sendiri. Kita sendiri harus makmur dan itu tentu lewat kecerdasan finansial. Termasuk lewat perjuangan kita menguasai dan mengelola sumberdaya alam. Masyarakat kita juga harus makmur, melalui pengabdian atau dedikasi ilmu dan bisnis kita terhadap mereka. Puncak semua itu adalah Ridha Allah swt. Itulah tujuan ideologis HMI.
BACA JUGA: SUDAH 77 TAHUN, HMI MASIH MISKIN
BACA JUGA: HMI AGAMANYA APA?
BACA JUGA: NABI-NABI HMI
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.
Billahi taufiq walhidayah.*****

SAID MUNIRUDDIN | The Suficademic
Web: sayyidmuniruddin.com
TikTok: tiktok.com/@saidmuniruddin
IG: instagram.com/saidmuniruddin/
YouTube: youtube.com/c/SaidMuniruddin
Facebook: facebook.com/saidmuniruddin/
Facebook: facebook.com/Habib.Munir/
Twitter-X: x.com/saidmuniruddin
Channel WA: The Suficademic
Join Grup WA: The Suficademic-1
Join Grup WA: The Suficademic-2