
Jurnal Suficademic | Artikel No.59 | Oktober 2024
KEBANGKITAN KAUM BERSARUNG
Oleh Said Muniruddin
Selamat “Hari Kaum Bersarung”, Hari Santri 22 Oktober 2024. Sudah 9 tahun ini kita peringati, sejak ditetapkan Presiden Jokowi pada 2015.
Santri identik dengan sarung. Darimana budaya ini berasal? Jawabannya adalah: Yaman.
***
Yaman adalah Arab original, bukan Arab badui. Bangsa yang paling fasih menggunakan bahasa Arab adalah bangsa Yaman. Saat suku-suku Arab badui masih hidup nomaden, Bangsa Yaman sudah memiliki peradaban yang maju. Bangunan-bangunan bertingkat di Timur Tengah bermula dari Yaman. Pusat pemerintahan Ratu Balqis yang terkenal itu juga ada di Yaman. Walau ada yang berusaha “memindahkannya” ke Jawa Tengah. Itu kisah dan perspektif lain yang sangat menghibur kita.
Saat Rasulullah mengutus sahabatnya untuk mengajak orang Yaman memeluk Islam, orang-orang Yaman berkata: “Jika kalian ingin agar kami memeluk Islam maka kami ada permintaan, kami ingin bertemu langsung dengan Rasulullah atau orang yang paling mirip dengannya (identik)”.
Lalu sahabat tersebut kembali melapor kepada Rasulullah. Dan Rasulullah berkata: “Hai Ali berangkatlah engkau ke Yaman karena mereka ingin bertemu dengan orang yang paling bisa mewakiliku.” Rasulullah mengirim salah satu sahabat terbaiknya, Sayyidina Ali, untuk berdakwah ke Yaman.
Lalu berangkatlah Sayyidina Ali ke Yaman. Setibanya disana, Sayyidina Ali memperkenalkan dirinya. Orang-orang Yaman memeluk Islam saat itu juga. Lalu mereka shalat dibelakang Sayyidina Ali.

***
Tradisi dan pengetahuan Islam yang dibawa oleh Sayyidina Ali ke Yaman dilestarikan sampai sekarang. Termasuk mewarisi ketauhidan dan keberanian Sayyidina Ali dalam menghadapi zionis.
Hanya 5 negara Islam yang serius membantu Palestina dalam melawan zionis: Iran, Irak, Lebanon, Suriah dan Yaman. Selebihnya, seperti disebut oleh mantan anggota parlemen Inggris George Galloway, “1 milyar muslim adalah munafik, selebihnya adalah kelompok yang tulus” (Palestina Post, 2024).
Jumlah muslim di dunia ada 2 milyar. Saya perkirakan, hanya sekelompok kecil 0,2 milyar yang menyumbangkan pikiran, tenaga, harta dan nyawanya untuk Palestina. Sisa 1,8 milyarnya lainnya seperti kata Nabi, telah menjadi buih di lautan.
Sudah hampir 50 ribu muslim Palestina tewas. Mereka diam. Mahasiswa dan masyarakat barat sampai sekarang masih aktif berdemonstrasi di kota-kota besar di Eropa dan Amerika dalam menentang Israel. Lalu lihatlah dua kota suci Mekkah dan Madinah, tempat Nabi menyuarakan jihad, sunyi dan enyap dari menyuarakan perlawanan. Siapapun yang mengibarkan bendera Palestina di tanah kelahiran Nabi, akan dibui. Bahkan seorang tentara Irak yang sedang umrah, yang diketahui lewat CCTV berdoa untuk kebebasan Palestina, ditangkap (Palestina Post, 8 Oktober 2024).
Dulu, saat ISIS ciptaan AS dan zionis membuat kekacauan di Suriah dan Irak, ramai-ramai ulama menyerukan jihad melawan Bashar Ashad. Kini, saat Bashar Ashad, Hamas, Hizbullah, Houthi, Hasad Syakbi berjihad menghadapi zionis; ramai-ramai ulama salafi kita mengutuk gerakan perlawanan ini. Dimana fatwa jihad ke Palestina?
Ternyata, selain penguasa, ulama-ulama kita telah lama menjadi agen Mossad. Dulu cukup satu ulama, Snouck “Teungku Puteh” Hurgronje, ditempatkan Kolonial di Masjid Raya Baiturrahman. Langsung redup perlawanan rakyat Aceh. Beberapa waktu silam, agen Mossad bernama Simon Elliot, yang berganti nama menjadi Abubakar Al-Baghdadi, juga sempat menjadi khalifah umat Islam sedunia. Fatwa-fatwanya mampu menarik banyak orang Islam untuk bertempur bersamanya, untuk membunuh di negara-negara Islam Arab. Mungkin kini hampir seluruh masjid di Arab dikuasai ulama agen zionis. Sebab, tanpa menguasai masjidnya, Anda tidak akan mampu mengendalikan orang Islam.

***
Lalu, dari Yaman kita bangsa Melayu juga mewarisi tradisi memakai sarung. Kita tau, Islam di Nusantara sedikit banyaknya dipengaruhi oleh para ulama yang datang dari Yaman. Tidak hanya membawa Islam, tapi juga sarungnya. Karena itu para kiyai, teungku dan santrinya bersarung semua. Tradisi ini khas dalam NU.
Teladanilah Yaman, kalau ingin menang. Bukan hanya sarungnya. Tapi juga ketauhidannya. Walaupun masih dimiskinkan secara ekonomi, tapi mereka kaya sekali dengan iman. Delapan tahun di serang oleh aliansi zionis (Saudi dan UEA), mereka masih bertahan.
Bahkan kini, Yaman telah menjadi kekuatan baru dunia. Harapan kita semua, disaat negara-negara Islam dan Arab lainnya tidak peduli Palestina. Pasukannya bersarung. Tapi tidak terpaku dengan kitab kuning dan isu-isu sektarian. Mereka malah sudah mampu mengoperasikan drone dan rudal jelajah, untuk membela saudara Palestina yang bermazhab Ahlussunnah. “Meskipun kami juga lapar, kami siap berbagi roti dengan saudara Palestina kami”, kata Habib Abdul Malik Houthi. Sudah lebih dari 100 kapal terafiliasi Israel mereka tenggelamkan di Laut Merah dan Bab Almandeb.
Sementara kita, sudah berapa kapal terafiliasi zionis yang kita tenggelamkan di Selat Malaka? Belum ada. Sebab, walaupun tidak pernah tinggal shalat, iman dan keberanian kita belum sekuat mereka. Kita malah masih menggadaikan iman untuk datang ke Tel Aviv untuk berfoto riya dengan presiden zionis. Mental kita masih disitu. Seperti kata Galloway, “kemunafikan kita masih tinggi”.
Penutup
Oleh sebab itu, kita kaum bersarung, kalau ingin bangkit, belajarlah dengan Yaman. Sebuah negara miskin. Lebih miskin dari kita. Tapi maju secara spiritual. Sarungan, tapi tidak sekonservatif yang kita bayangkan. Sarungan, tapi tidak anti intelektual. Sarungan, tapi tidak mengusung isu-isu sektarian. Sarungan, tapi tidak menyepi dari problematika global keummatan. Gerakannya melampaui sekat mazhab dan aliran. Dan ini sudah cukup bagi siapapun yang bersarung untuk menjadi “the next world leader!”, rahmatan lil’alamin.
Kaum bersarung kita sangat potensial. Tapi harus berpikir ulang. Apa tantangan nyata yang mereka hadapi sekarang. Siapa yang harus mereka bela, agar tau, apa yang mesti diperjuangkan. Sesekali boleh belajar dari Yaman.
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****

SAID MUNIRUDDIN | The Suficademic
Web: sayyidmuniruddin.com
TikTok: tiktok.com/@saidmuniruddin
IG: instagram.com/saidmuniruddin/
YouTube: youtube.com/c/SaidMuniruddin
Facebook: facebook.com/saidmuniruddin/
Facebook: facebook.com/Habib.Munir/
Twitter-X: x.com/saidmuniruddin
Channel WA: The Suficademic
Join Grup WA: The Suficademic-1
Join Grup WA: The Suficademic-2
MasyaAllah, setuju Ustadz